Apa itu “Global Warming” ?
Belakangan ini pembicaraan tentang pemanasan global dan perubahan iklim
menjadi topik hangat. Mulai dari perbincangan di warung kopi, hingga
menjadi headline di surat kabar nasional. Ajakan berperilaku go green
dan upaya mencegah perubahan iklim yang telah memberikan dampak besar
menjadi tren di masyarakat. Tapi yang agak terlupakan adalah memberikan
pemahaman kepada masyarakat apa itu sebenarnya global warming.
Masyarakat luas perlu tahu. Pemahaman terhadap suatu hal wajib dimiliki
agar bisa menyadarkan masyarakat mengenai bahaya pemanasan global ini,
selain itu hal ini bisa membantu setiap warga untuk bisa merencanakan
dan ikut serta dalam aksi menanggulangi perubahan iklim ini.
Pemanasan Global atau Global Warming adalah merupakan peningkatan
termperatur udara di bumi. Pemanasan global ini diakibatkan oleh Efek
Rumah Kaca ( Greenhouse Effect ). Untuk itu kita harus mengetahui apa
itu Efek Rumah Kaca untuk dapat memahami lebih jauh mengenai pemanasan
global.
Bumi tempat kita tinggal ini, senantiasa mendapatkan energi dari
matahari, yang tak lain merupakan sumber energi utama yang sangat
berperan dalam hidup kita semua. Energi yang dipancarkan oleh matahari
ini, menembus atmosfer yang menyelimuti bumi dan akhirnya mengenai
permukaan bumi dalam bentuk radiasi gelombang pendek. Termasuk di dalam
radiasi gelombang pendek tersebut adalah cahaya tampak. Ketika energi
berupa cahaya tampak ini mengenai permukaan bumi, ia mengalami perubahan
energi, dari energi cahaya menjadi energi panas (kalor) yang
menghangatkan bumi. Kemudian permukaan bumi akan menyerap sebagian panas
tersebut, dan memantulkan sisanya , yang tidak diserap oleh bumi ke
udara. Pantulan ini pun kemudian mengenai atmosfer bumi.
Tetapi, panas ini tidak dapat menembus atmosfer bumi, karena terhalau
oleh selimut gas-gas yang secara alami berada di atmosfer bumi. Gas-gas
inilah yang disebut dengan sebutan Gas Rumah Kaca. Gas-gas tersebut
menyerap dan kemudian memantulkan kembali panas tersebut ke permukaan
bumi. Panas ini pun akhirnya terperangkap di dalam bumi. Hal ini terjadi
terus-menerus yang mengakibatkan secara berkala dari tahun ke tahun
suhu rata-rata permukaan bumi meningkat.
Efek Rumah Kaca ini sebenarnya merupakan suatu proses alami karena dapat
memungkinkan kelangsungan hidup semua makhluk hidup yang tinggal di
bumi. Tanpa adanya Gas Rumah Kaca, suhu permukaan bumi akan menjadi 33
derajat Celcius lebih dingin dari suhu harian kita saat ini. Bumi akan
tertutup oleh es, dan tidak dapat ditinggali oleh sebagian besar makhluk
hidup. Jadi, sebenarnya dengan adanya Gas Rumah kaca ini menguntungkan
semua makhluk hidup.
Namun, masalah kemudian mulai muncul ketika aktivitas manusia
menyebabkan peningkatan konsentrasi Gas Rumah Kaca di atmosfer hingga
melebihi konsentrasi yang seharusnya atau melampaui batas toleransi.
Sehingga panas matahari yang tidak dapat dipantulkan kembali ke angkasa
akan meningkat pula. Peningkatan dari Efek Rumah Kaca akibat konsentrasi
Gas Rumah Kaca yang meningkat secara berlebihan sehingga menyebabkan
terjadinya akumulasi panas (atau energi) di atmosfer bumi yang juga
berlebihan.
Dengan adanya akumulasi panas di atmosfer bumi yang berlebihan, maka
atmosfer dan iklim bumi melakukan penyesuaian. Penyesuaian yang
dilakukan adalah dengan melakukan peningkatan temperature bumi, yang
selalu diikuti dengan perubahan iklim bumi. Penyesuaian inilah yang
disebut dengan pemanasan global. Sedang yang dimaksudkan dengan
perubahan iklim adalah adanya perubahanpola curah hujan, penguapan dan
pembentukan awan. Perubahan iklim ini berdampak ke seluruh dunia.
Sebagai contoh, untuk di Indonesia (yang beriklim tropis) perubahan
iklim ini mengakibatkan terjadinya perpanjangan El Nino (musim panas/
kemarau) dan La Nina (musim penghujan), yang berakibat pada berubahnya
periode musim kemarau maupun hujan. Secara global, perubahan iklim ini,
mengakibatkan beberapa belahan di bumi ini terjadi penurunan curah hujan
yang berakibat terhadap kekeringan yang berkepanjangan, kenaikan suhu,
orang-orang kekurangan air untuk hidup, lahan-lahan pertanian kekurangan
air, serta masih banyak lagi dampak lainnya. Serta timbulnya wabah
penyakit. Sedangkan di belahan dunia lain mengalami hal yang sebaliknya,
mengalami peningkatan curah hujan, yang dapat berakibat fatal,
mengakibatkan bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, erosi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar