Selasa, 13 November 2012

Apa itu “Global Warming” ?

Apa itu “Global Warming” ?
Belakangan ini pembicaraan tentang pemanasan global dan perubahan iklim menjadi topik hangat. Mulai dari perbincangan di warung kopi, hingga menjadi headline di surat kabar nasional. Ajakan berperilaku go green dan upaya mencegah perubahan iklim yang telah memberikan dampak besar menjadi tren di masyarakat. Tapi yang agak terlupakan adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat apa itu sebenarnya global warming. Masyarakat luas perlu tahu. Pemahaman terhadap suatu hal wajib dimiliki agar bisa menyadarkan masyarakat mengenai bahaya pemanasan global ini, selain itu hal ini bisa membantu setiap warga untuk bisa merencanakan dan ikut serta dalam aksi menanggulangi perubahan iklim ini.

Pemanasan Global atau Global Warming adalah merupakan peningkatan termperatur udara di bumi. Pemanasan global ini diakibatkan oleh Efek Rumah Kaca ( Greenhouse Effect ). Untuk itu kita harus mengetahui apa itu Efek Rumah Kaca untuk dapat memahami lebih jauh mengenai pemanasan global.

Bumi tempat kita tinggal ini, senantiasa mendapatkan energi dari matahari, yang tak lain merupakan sumber energi utama yang sangat berperan dalam hidup kita semua. Energi yang dipancarkan oleh matahari ini, menembus atmosfer yang menyelimuti bumi dan akhirnya mengenai permukaan bumi dalam bentuk radiasi gelombang pendek. Termasuk di dalam radiasi gelombang pendek tersebut adalah cahaya tampak. Ketika energi berupa cahaya tampak ini mengenai permukaan bumi, ia mengalami perubahan energi, dari energi cahaya menjadi energi panas (kalor) yang menghangatkan bumi. Kemudian permukaan bumi akan menyerap sebagian panas tersebut, dan memantulkan sisanya , yang tidak diserap oleh bumi ke udara. Pantulan ini pun kemudian mengenai atmosfer bumi.

Tetapi, panas ini tidak dapat menembus atmosfer bumi, karena terhalau oleh selimut gas-gas yang secara alami berada di atmosfer bumi. Gas-gas inilah yang disebut dengan sebutan Gas Rumah Kaca. Gas-gas tersebut menyerap dan kemudian memantulkan kembali panas tersebut ke permukaan bumi. Panas ini pun akhirnya terperangkap di dalam bumi. Hal ini terjadi terus-menerus yang mengakibatkan secara berkala dari tahun ke tahun suhu rata-rata permukaan bumi meningkat.

Efek Rumah Kaca ini sebenarnya merupakan suatu proses alami karena dapat memungkinkan kelangsungan hidup semua makhluk hidup yang tinggal di bumi. Tanpa adanya Gas Rumah Kaca, suhu permukaan bumi akan menjadi 33 derajat Celcius lebih dingin dari suhu harian kita saat ini. Bumi akan tertutup oleh es, dan tidak dapat ditinggali oleh sebagian besar makhluk hidup. Jadi, sebenarnya dengan adanya Gas Rumah kaca ini menguntungkan semua makhluk hidup.

Namun, masalah kemudian mulai muncul ketika aktivitas manusia menyebabkan peningkatan konsentrasi Gas Rumah Kaca di atmosfer hingga melebihi konsentrasi yang seharusnya atau melampaui batas toleransi. Sehingga panas matahari yang tidak dapat dipantulkan kembali ke angkasa akan meningkat pula. Peningkatan dari Efek Rumah Kaca akibat konsentrasi Gas Rumah Kaca yang meningkat secara berlebihan sehingga menyebabkan terjadinya akumulasi panas (atau energi) di atmosfer bumi yang juga berlebihan.

Dengan adanya akumulasi panas di atmosfer bumi yang berlebihan, maka atmosfer dan iklim bumi melakukan penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan adalah dengan melakukan peningkatan temperature bumi, yang selalu diikuti dengan perubahan iklim bumi. Penyesuaian inilah yang disebut dengan pemanasan global. Sedang yang dimaksudkan dengan perubahan iklim adalah adanya perubahanpola curah hujan, penguapan dan pembentukan awan. Perubahan iklim ini berdampak ke seluruh dunia. Sebagai contoh, untuk di Indonesia (yang beriklim tropis) perubahan iklim ini mengakibatkan terjadinya perpanjangan El Nino (musim panas/ kemarau) dan La Nina (musim penghujan), yang berakibat pada berubahnya periode musim kemarau maupun hujan. Secara global, perubahan iklim ini, mengakibatkan beberapa belahan di bumi ini terjadi penurunan curah hujan yang berakibat terhadap kekeringan yang berkepanjangan, kenaikan suhu, orang-orang kekurangan air untuk hidup, lahan-lahan pertanian kekurangan air, serta masih banyak lagi dampak lainnya. Serta timbulnya wabah penyakit. Sedangkan di belahan dunia lain mengalami hal yang sebaliknya, mengalami peningkatan curah hujan, yang dapat berakibat fatal, mengakibatkan bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, erosi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar